Sepeda motor tua dan antik buatan luar negeri, terutama negara-negara
Eropa, terus menjadi buruan para kolektor dan penggemar motor sehingga
harganya ikut melambung. Apalagi jumlahnya yang makin berkurang makin
membuat harga sepeda motor antik membumbung tinggi.

Ketua Umum Klub Penggemar Motor Udug Indonesia Surabaya (Pemudi’s),
Wuri YA, di Surabaya, Sabtu, mengatakan, sepeda motor tua yang banyak
diburu rata-rata buatan Inggris, Jerman, dan Rusia serta diproduksi
sebelum perang dunia kedua.
“Harga per unit motor tua dan antik, seperti merek BSA, Norton, DKW,
Ariel atau AJS, bisa mencapai ratusan juta rupiah. Saat ini barangnya
sudah semakin langka di Indonesia,” kata Wuri di sela-sela peringatan
hari jadi ke-30 Klub Pemudi’s bersama Pertamina Enduro.
Menurut ia, harga sepeda motor tua dan antik itu bisa semakin mahal,
jika memiliki riwayat sejarah dan mesin serta perlengkapannya masih
orisinil atau asli. Wuri mencontohkan sepeda motor merek BSA jenis Rover
buatan Inggris tahun 1916 dan kini menjadi maskot klubnya, pernah
ditawar seorang kolektor dengan harga sekitar Rp 450 juta.
“Sepeda motor Rover itu satu-satunya di Indonesia dan kondisinya
tetap seperti aslinya. Pemiliknya yang juga anggota Pemudi’s belum
berniat melepas koleksinya, meskipun ditawar dengan harga sangat
tinggi,” katanya.
Pendiri Klub Pemudi’s, Wariyok Amak, menambahkan, penggemar sepeda
motor tua dan antik tidak hanya dari kalangan orang tua, tetapi kini
mulai banyak anak muda yang mengoleksinya.