Thursday, May 23, 2013



SEJARAH MOTOR TUA HONDA CB







Honda CB pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1971 dengan kode Honda CB 100 K1 oleh PT Federal Motor karena perusahaan tersebut memang baru didirikan 11 Juni 1971. Sebelum CB, tipe sepeda motor yang pertama kali di produksi AHM adalah tipe bisnis S 90 Z bermesin  4 tak dengan kapasitas 90cc.  Memproduksi disini sebenarnya hanya merakit, karena pada saat itu PT Federal Motor masih mengimpor komponennya dari Jepang dalam bentuk CKD(completely knock down).Kebijakan pemerintah dalam hal lokalisasi komponen otomotif mendorong PT Federal Motor memproduksi berbagai komponen sepeda motor di dalam negeri melalui beberapa anak perusahaan, diantaranya;PT Honda Federal (1974) memproduksi komponen-komponen dasar sepeda motor Honda seperti rangka, roda, knalpot dsb.PT Showa Manufacturing Indonesia (1979) khusus memproduksi peredam kejutPT Honda Astra Engine Manufacturing (1984) memproduksi mesin sepeda motorPT Federal Izumi Manufacturing (1990) khusus memproduksi pistonPada tahun 2000 PT Federal Motor dan anak-anak perusahaan di-merger menjadi satu dengan nama PT Astra Honda Motor, dengan komposisi saham 50% PT Astra International Tbk dan 50% Honda Motor Co. Japan.Saat ini AHM memiliki 3 fasilitas pabrik perakitan ;Pabrik pertama berlokasi Sunter, Jakarta Utara yang berfungsi sebagai kantor pusat.Pabrik kedua berlokasi di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading.Pabrik ketiga sekaligus pabrik paling mutakhir berlokasi di kawasan MM 2100 Cikarang Barat, Bekasi.  Pabrik ini merupakan fasilitas pabrik perakitan terbaru yang mulai beroperasi sejak tahun 2005.Pada tahun 2007, AHM menempati ranking pertama penjualan sepeda motor di Indonesia dan tingkat ASEAN dengan produksi ke-20 jutanya.  Pada tingkat dunia, AHM menempati ranking 3 setelah pabrik sepeda motor Honda di Cina dan India.Ada banyak tipe CB yang dikeluarkan Honda tetapi tidak semua tipe tersedia di tiap negara.  Di Indonesia, jenis CB yang diintroduksi adalah CB 100cc, 125 cc, 175 cc, dan 200 cc.  Tiga tipe terakhir tersedia pula dalam silinder ganda, namun di Indonesia CB100 dan CB 125 mesin tunggal lebih populer karena harganya yang murah, perawatannya mudah, dan fleksibel untuk dimodifikasi.  Honda CB 100 K1 masuk Indonesia tahun 1971, sedangkan Honda CB 100 K2 masuk Indonesia tahun 1972.  Dalam kurun waktu satu dasa warsa (1971-1981) jumlah total penjualan Honda CB di tanah air mencapai 600 ribu unit.

Monday, May 20, 2013

Sepeda motor tua dan antik buatan luar negeri, terutama negara-negara Eropa, terus menjadi buruan para kolektor dan penggemar motor sehingga harganya ikut melambung. Apalagi jumlahnya yang makin berkurang makin membuat harga sepeda motor antik membumbung tinggi.

Ketua Umum Klub Penggemar Motor Udug Indonesia Surabaya (Pemudi’s), Wuri YA, di Surabaya, Sabtu, mengatakan, sepeda motor tua yang banyak diburu rata-rata buatan Inggris, Jerman, dan Rusia serta diproduksi sebelum perang dunia kedua.
“Harga per unit motor tua dan antik, seperti merek BSA, Norton, DKW, Ariel atau AJS, bisa mencapai ratusan juta rupiah. Saat ini barangnya sudah semakin langka di Indonesia,” kata Wuri di sela-sela peringatan hari jadi ke-30 Klub Pemudi’s bersama Pertamina Enduro.
Menurut ia, harga sepeda motor tua dan antik itu bisa semakin mahal, jika memiliki riwayat sejarah dan mesin serta perlengkapannya masih orisinil atau asli. Wuri mencontohkan sepeda motor merek BSA jenis Rover buatan Inggris tahun 1916 dan kini menjadi maskot klubnya, pernah ditawar seorang kolektor dengan harga sekitar Rp 450 juta.
“Sepeda motor Rover itu satu-satunya di Indonesia dan kondisinya tetap seperti aslinya. Pemiliknya yang juga anggota Pemudi’s belum berniat melepas koleksinya, meskipun ditawar dengan harga sangat tinggi,” katanya.
Pendiri Klub Pemudi’s, Wariyok Amak, menambahkan, penggemar sepeda motor tua dan antik tidak hanya dari kalangan orang tua, tetapi kini mulai banyak anak muda yang mengoleksinya.